S K R I N I N G
Skrining sama artinya dengan deteksi dini
atau pencegahan sekunder, mencakup pemeriksaan (tes) pada orang-orang yang
belum mempunyai simptom-simptom penyakit untuk menemukan penyakit yang belum
terlihat atau pada stadium praklinik.
Dasar skrining : bila diagnosis dan
pengobatan dapat dilakukan sebelum timbul tanda atau simptom, maka prognosis
keberhasilan akan lebih baik dari pada bila sudah terjadi tanda / simptom.
Bila pengobatan pada stadium lanjut : keadaan
pasien lebih buruk, pilihan terapi lebih sulit, biaya akan lebih mahal,
prognosis akan lebih buruk.
Bila pengobatan pada stadium dini /
preinvasif : keadaan pasien masih baik, pilihan terapi lebih mudah, biaya lebih
murah, prognosis akan lebih baik. Dapat dikatakan penyembuhan dapat berhasil
sampai 100% (sembuh total).
Skrining untuk populasi besar : skrining
massal (“mass screening”)
Tujuan skrining massal (mass screening) :
menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit dalam masyarakat melalui deteksi
dini dan pengobatan pada keadaan belum terdapat simptom.
· Penyakit yang
mempunyai akibat yang serius, fatal, morbiditas lama, mortalitas tinggi.
·
Penyakit itu
harus mempunyai cara pengobatan, dan bila digunakan pada kasus yang ditemukan
melalui skrining, efektifitasnya harus lebih tinggi.
·
Penyakit itu
mempunyai fase praklinik yang panjang dan prevalensi yang tinggi diantara
populasi yang diskrining. Kalau prevalensi rendah, yang terdeteksi juga akan
rendah.
·
Tes yang
dipakai harus memiliki sensitifitas dan spesifitas yang tinggi, dan biaya
pemeriksaan tidak mahal.
KANKER
SERVIKS UTERI
Angka kejadian di Indonesia tinggi dan
sebagian besar ditemukan pada stadium lanjut.
Di dunia : urutan ke 5. Di Indonesia : urutan
pertama.
Di negara berkembang, sampai 471.000 kasus
baru ditemukan per tahun, lebih dari 50% ditemukan dalam stadium lanjut.
Mulai meningkat pada usia 20 tahun dan
menetap sesudah umur 50 tahun.
Karsinoma in situ meningkat dengan puncak
pada usia 30-34 tahun.
Displasia meningkat dengan puncak pada usia
20-29 tahun.
Pemeriksaan
penunjang pada kanker serviks
·
Tes
Papanicolaou (PAP) smear : sitologi eksfoliasi serviks.
·
Kolposkopi :
teropong vagina / vulva / serviks
·
Gineskopi :
teropong monocular, ringan, pembesaran 2.5 x (lebih sederhana dari kolposkopi)
· Inspeksi
serviks : visual dengan neck eyes pada serviks (+ larutan asam asetat 3-5%)
·
Servikografi
· Konisasi :
biopsy bentuk kerucut, dapat dengan pisau, kauter atau LLETS (Large Loop
Excision of the Transformation Zone).
·
PAPNET : Pap
Smear yang diolah untuk screening dengan komputerisasi.
· Tes HPV-DNA
(Probing) : pemeriksaan tipe HPV dengan hibridasi DNA.
·
Paling Ideal :
Pap Smear, jika abnormal : dilanjutkan kolposkopi, biopsy.
Program pemeriksaan / skrining yang dianjurkan untuk kanker serviks
(WHO) :
·
Skrining pada
setiap wanita minimal satu kali pada usia 35-40 tahun.
· Kalau
fasilitas tersedia, lakukan tiap 10 tahun pada wanita usia 35-55 tahun.
· Kalau
fasilitas tersedia lebih, lakukan tiap 5 tahun pada wanita usia 35-55 tahun.
· Ideal dan
optimal, lakukan tiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun.
American College of Obstetrician and Gynecologist (ACOG), anjuran :
·
Pemeriksaan
pada wanita yang “sexually active”.
·
Pemeriksaan
pada wanita di atas 18 tahun.
Di negara berkembang seperti Indonesia (dana terbatas) :
·
Pemeriksaan
pada wanita 35-50 tahun.
·
Pap smear
minimal 1 kali
· Pada Pap
abnormal, alternatif langsung terapi saja karena biopsy / kolposkopi mahal.
Down-staging : alternatif lain deteksi dini kanker serviks
Upaya untuk menemukan kanker serviks pada
stadium lesi prakanker / stadium invasive dini.
Tujuan upaya down staging :
·
Mendapatkan
kanker serviks pada stadium lebih awal.
·
Pengobatan
diharapkan berhasil lebih baik.
·
Teknik :
inspeksi serviks inspeculo dan pulasan asam asetat 3-5%, jika ada daerah lesi
akan berwarna bercak putih. Ada kecurigaan sedikit saja, langsung dirujuk.
·
Pelaksanaan
harus terorganisasi dan integrasi.
Pemeriksaan inspeksi serviks dengan asam
asetat 3-5% : IVA (inspeksi visual asam asetat) atau IVA B (inspeksi visual
asam asetat dengan pembesaran gineskopi). Dikembangkan dari para ahli di Johns
Hopkins Universityn Baltimore, USA : Guidelines of Unaided Cervical visual
inspection.
Alat sederhana, biasa disediakan di klinik
dimana-mana : speculum, swab lidi kapas, sarung tangan, asam asetat/asam cuka
3-5%, kamera foto biasa jika perlu, untuk mengambil gambar kalau mencurigakan.
Teknik mudah, dapat dilakukan oleh bidan, dokter umum, perawat, bahkan KO-AS !!
Pap Smear
Diperkenalkan tahun 1928 oleh Dr. George
Papnicolou dan Dr. Aurel Babel dan mulai populer tahun 1943. pemakaian spatula
diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Dr. J. Ernest Ayre.
Prinsip Dasar Pap Smear
·
Epitel
permukaan selalu akan mengelupas (eksfoliasi) dan diganti lapisan epitel di
bawahnya.
·
Epitel
permukaan merupakan gambaran keadaan epitel jaringan dibawahnya juga.
Sel-sel yang berasal dari eksfoliasi serviks
diambil dan diwarnai secara khusus, sel-sel yang abnormal dapat terlihat di
bawah mikroskop. Seorang ahli sitologi dapat membedakan tingkat displasia
sampai kanker dengan pemeriksaan ini.
KANKER
OVARIUM
Urutan ke 14 dunia (negara maju maupun negara
berkembang)
Di Indonesia, 1990, urutan ke 6.
Urutan ke 7 diantara kanker yang terdapat
pada wanita di dunia. Di Indonesia ke3.
Angka kematian karena keganasan pada wanita :
kanker ovarium urutan kedua setelah kanker serviks.
Bila ditemukan stadium I : five-year-survival
rate 72,8%. Bila proses masih terbatas di dalam panggul, 95%. Bila ditemukan
pada stadium lanjut : 8%.
Banyak masalah juga, misalnya di RSCM :
·
85 % kasus rujukan
·
36% datang
pada stadium III-IV
·
37%
penatalaksanaan tidak dapat optimal
Deteksi dini kanker ovarium
Dengan pemeriksaan pelvik, rektovaginal.
Jika ada tumor / massa di daerah pelvis
wanita, pikiran kemungkinan ganas dulu!!
Kemungkinan massa pelvis adalah kanker
ovarium :
·
Jika ukuran
diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan 3%.
·
Jika ukuran
diameter antara 5-10 cm, kemungkinan 19%.
·
Jika ukuran
diameter lebih dari 10 cm, kemungkinan 97%.
Pemeriksaan ultrasonografi (tranvaginal),
color Doppler Duplex / Triplex.
Tumor marker : BRCA I, kromosom 19q21, Ca125,
Ca19-9, AFP
Tumor marker adalah bahan yang dilepaskan sel
tumor ke darah / cairan tubuh dalam bentuk, konsentrasi dan jumlah yang berbeda
dari normal.
Sifat ideal tumor marker : spesifik dari
tumor ganas, jumlah cukup, dapat diukur dengan tepat, mudah dideteksi pada
kelainan / pertumbuhan dini.
BRCA : gen precursor terjadinya kanker
ovarium / payudara / kolorektal / endometrium.
Bentuk lesi yang dicurigai sebagai keadaan
pra kanker yang terdapat dipermukaan ovarium yang menderita kanker, belum dapat
dibuktikan (plaxale). Sehingga metode skrining yang efektif pun belum dapat
ditemukan. Lesi itu mungkin suatu bentuk pra kanker, tapi mungkin juga
merupakan kelaianan lanjut akibat proses kankernya. Jika dapat dibuktikan bahwa
lesi tersebut mendahului kanker dan kemudian berkembang menjadi invasive, maka
hal ini dapat dijadikan dasar untuk deteksi dini kanker ovarium.
KANKER ENDOMETRIUM
Di negara maju semakin meningkat sejak
pertengahan abad 20.
Diduga penyebab karena : jumlah wanita dengan
usia lanjut makin meningkat, makanan tinggi kalori dan lemak, pemakaian
estrogen tanpa kombinasi progesterone untuk kontrasepsi pada tahun 1960-1970.
Deteksi dini kanker endometrium :
Skrining
Kanker ini didahului oleh lesi prakanker
sehingga sebesarnya cocok juga untuk diadakan program skrining.
Misalnya :
·
Dinding kavum
uteri sulit dicapai secara pemeriksaan klinik.
·
Harus melalui
prosedur yang tidak semula kanker serviks.
· Sel
endometrium lebih kohesif, menempel ke basal, sel yang bereksfoliasi sedikit.
·
Keasaman
vagina dapat menyebabkan degenerasi sel eksfoliasi.
Cara mendapatkan sampel : aspirasi sitologi
dan biopsy hisap (suction biopsy) menggunakan suatu kanul khusus.
·
Alat : novak,
serrated novak, kovorkian, explora (mylex), pipelly (uniman), probet.
·
USG : tebal
endometrium di atas 5 mm pada usia perimenopause
KANKER
VULVA DAN VAGINA
Kanker vagina terutama mengenai wanita
berusia di atas 50 tahun, dan distribusi umur tidak berbeda dengan kanker
vulva. Kanker ini sering terjadi pada kanker epitel lainnya yang secara
embriologis berasal dari daerah yang sama seperti anus, eretra, rectum.
Faktor resiko kanker vulva dan vagina tidak
berbeda dengan kanker serviks, terutama yaitu penyakit hubungan seksual seperti
herpes, kondiloma.
Faktor resiko lainnya yaitu rokok dan
karotenoid yang terdapat dalam sayur-sayuran hijau
Ada penelitian yang menunjukkan hubungan
signifikan antara paparan terhadap obat diethylistilbestrol (DES) pada saat
kehamilan janin wanita, dengan angka kejadian adenokarsinoma vagina pada anak
tersebut setelah usia pubertas (efek teratogenik).
Seperti halnya kanker serviks, kanker vulva
dan vagina juga diawali dengan lesi prakanker. Lesi prakanker vulva dan vagina
sering ditemukan secara kebetulan sewaktu skrining untuk kanker serviks.
FRANSISCA BINTANG THERESIA NAINGGOLAN
0 komentar:
Kaskus
Only
:ilovekaskus
:iloveindonesia
:kiss
:maho
:najis
:nosara
:marah
:berduka
:malu:
:ngakak
:repost:
:repost2:
:sup2:
:cendolbig
:batabig
:recsel
:takut
:ngacir2:
:shakehand2:
:bingung
:cekpm
:cd
:hammer
:peluk
:toast
:hoax:
:cystg
:dp
:selamat
:thumbup
:2thumbup
:angel
:matabelo
:mewek:
:request
:babyboy:
:babyboy1:
:babymaho
:babyboy2:
:babygirl
:sorry
:kr:
:travel
:nohope
:kimpoi
:ngacir:
:ultah
:salahkamar
:rate5
:cool
:bola
by Pakto
:mewek2:
:rate-5
:supermaho
:4L4Y
:hoax2:
:nyimak
:hotrit
:sungkem
:cektkp
:hope
:Pertamax
:thxmomod
:laper
:siul
:2malu:
:ngintip
:hny
:cendolnya
by misterdarvus
:maintenis:
:maintenis2:
:soccer
:devil
:kr2:
:sunny
Posting Komentar