Cacar Air (Varicella, Chickenpox),
yang dikenal orang Jawa sebagai "cangkrangen”, adalah salah satu penyakit yang
umum ditemui pada anak-anak. 90% kasus cacar air terjadi pada anak di bawah
sepuluh tahun, dengan kejadian tertinggi pada usia 2-6 tahun. Penyakit ini disebabkan
karena infeksi virus Varicella Zoster (VZV). Virus ini bisa ditularkan
melalui percikan ludah penderita atau melalui kontak langsung dengan cairan
kulit yang melepuh atau benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan tersebut,
misalnya seprai, selimut, dan handuk. Penderita bisa menularkan penyakitnya
mulai dari saat timbulnya gejala sampai kulit yang melepuh telah mengering.
Karena itu, untuk mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi
(diasingkan) selama masa itu. Apabila luka telah berubah menjadi keropeng
(krusta), maka pasien tidak lagi menularkan penyakit.
Gejala yang ditimbulkan penyakit cacar
air ini umumnya lebih ringan pada anak kecil dibandingkan dengan anak yang
lebih besar atau orang dewasa. Gejala mulai timbul dalam waktu 10-21 hari
setelah terinfeksi. Ditandai dengan demam ringan, sakit kepala, rasa tidak enak
badan, lemas, nyeri tenggorokan, atau pembesaran kelenjar getah bening di leher
bagian belakang. 24-36 jam kemudian muncul bintik-bintik merah datar (makula)
yang dimulai dari badan kemudian menyebar ke wajah, lengan dan tungkai.
Kemudian bintik tersebut menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi cairan
(vesikel) yang terasa gatal, yang akhirnya akan mengering. Ruam ini muncul
secara bertahap selama 3-4 hari sehingga pada puncak masa sakit dapat ditemui
ruam dalam semua tahapannya (bintik-bintik, benjolan berisi cairan, dan ruam
yang mengering). Selain di kulit, ruam juga dapat muncul di selaput lendir
(mukosa), misalnya bagian dalam mulut atau vagina. Umumnya ruam membutuhkan
sekitar 7 – 14 hari untuk sembuh.
Papula di mulut cepat pecah dan
membentuk luka terbuka (ulkus), yang seringkali menyebabkan gangguan menelan.
Ulkus juga bisa ditemukan di kelopak mata, saluran pernafasan bagian atas,
rektum dan vagina. Papula pada pita suara dan saluran pernafasan atas kadang
menyebabkan gangguan pernafasan. Untuk menegakkan diagnosa penyakit ini,
biasanya cukup dengan riwayat penyakit dan pemeriksaan klinis, tanpa perlu
pemeriksaan tambahan.
Penyakit ini biasanya dapat sembuh
sempurna tanpa masalah yang berarti. Tetapi pada beberapa kasus, yaitu umumnya
pada orang dewasa atau anak-anak dengan gangguan sistem kekebalan, infeksi ini
bisa berat atau bahkan berakibat fatal. Komplikasi yang muncul bisa berupa
radang paru-paru karena virus, peradangan jantung, peradangan hati, infeksi
bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo bulosa), maupun infeksi otak
(ensefalitis). Luka cacar air ini jarang menyebabkan pembentukan jaringan
parut, kalaupun ada, hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata. Luka cacar air
bisa terinfeksi akibat garukan dan biasanya disebabkan oleh bakteri staphylococcus.
Karena penyebabnya virus, maka penyakit
ini dapat sembuh dengan sendirinya dan setelah itu anak akan memiliki kekebalan
dan tidak akan menderita cacar air lagi. Pengobatan yang diberikan umumnya
hanya untuk meringankan gejala yang timbul. Pasien dianjurkan untuk istirahat
(tirah baring) secukupnya, untuk menurunkan demam, sebaiknya digunakan
asetaminofen, jangan aspirin. Sedangkan untuk mengurangi rasa gatal dan
mencegah penggarukan, sebaiknya kulit dikompres dingin. Bisa juga diberikan
bedak salisilat, diioleskan losyen kalamin, antihistamin atau losyen lainnya yang
mengandung mentol atau fenol. Yang penting dilakukan adalah menjaga agar jangan
sampai luka ini terinfeksi bakteri, yaitu dengan selalu menjaga kebersihan.
Kulit dicuci sesering mungkin dengan air dan sabun, anak boleh dimandikan bila
tidak ada demam.
Kebersihan tangan selalu dijaga, kuku dipotong pendek, pakaian
tetap kering dan bersih. Pemberian terapi antivirus masih
kontroversial. Antivirus hanya dianjurkan diberikan pada penderita cacar air
dengan komplikasi yang berat, cacar air pada bayi di bawah usia 28 hari atau
orang dewasa, maupun cacar air pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
rendah. Pemberian antivirus ini harus dilakukan dalam jangka waktu 48 jam
setelah ruam pertama kali muncul. Antivirus yang bisa diberikan yaitu asiklovir
dengan dosis 20mg/kgbb/kali dalam 4 dosis selama 5 hari. Sedangkan antibiotik
hanya diberikan jika ada infeksi kulit oleh bakteri.
Pencegahan untuk cacar air bisa
dilakukan dengan pemberian imuniasi. Mengingat kejadian cacar air di Indonesia
terbanyak terjadi pada anak yang telah bergaul dengan anak seumurnya (awal
sekolah) dan penularan terbanyak terjadi pada saat usia sekolah, maka imunisasi
aktif dianjurkan diberikan mulai usia masuk sekolah, yaitu 5 tahun. Atas
pertimbangan tertentu, imunisasi ini dapat diberikan setelah usia ≥ 1 tahun. Pada keadaan terjadi kontak
dengan pasien cacar air, pencegahan vaksin dapat diberikan dalam waktu 72 jam
setelah penularan.
Fransischa Bintang Theresia Nainggolan
0 komentar:
Kaskus
Only
:ilovekaskus
:iloveindonesia
:kiss
:maho
:najis
:nosara
:marah
:berduka
:malu:
:ngakak
:repost:
:repost2:
:sup2:
:cendolbig
:batabig
:recsel
:takut
:ngacir2:
:shakehand2:
:bingung
:cekpm
:cd
:hammer
:peluk
:toast
:hoax:
:cystg
:dp
:selamat
:thumbup
:2thumbup
:angel
:matabelo
:mewek:
:request
:babyboy:
:babyboy1:
:babymaho
:babyboy2:
:babygirl
:sorry
:kr:
:travel
:nohope
:kimpoi
:ngacir:
:ultah
:salahkamar
:rate5
:cool
:bola
by Pakto
:mewek2:
:rate-5
:supermaho
:4L4Y
:hoax2:
:nyimak
:hotrit
:sungkem
:cektkp
:hope
:Pertamax
:thxmomod
:laper
:siul
:2malu:
:ngintip
:hny
:cendolnya
by misterdarvus
:maintenis:
:maintenis2:
:soccer
:devil
:kr2:
:sunny
Posting Komentar