Senin, 31 Oktober 2011

FRAKTUR HUMERUS


ASUHAN NEONATUS DENGAN JEJAS PERSALINAN
FRAKTUR HUMERUS
DISUSUN
O
L
E
H

KELOMPOK V
FITRY
FRANSISCA BINTANG THERESIA
HAZJUNITA SHELYTHON


AKADEMI KEBIDANAN INTERNASIONAL PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2011/2012


Kata Pengantar

            Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena atas berkatnyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kegawatdaruratan Neonatus” dengan baik.
           
            Adapaun dalam makalah ini penulis menyajikan tentang kegawatdaruratan pada bayi neonatus yang membahas tentang beberapa factor ataupun beberapa penyakit yang terjadi pada bayi neonatus. Dalam pembuatan makalah ini penulis berharap agar para pembaca dapat mengerti dan memahami tentang kegawatdaruratan yang terjadi pada bayi neonatus.
Itu pun dimaksudkan agar ibu memahami tentang perubahan- perubahan yang terjadi pada bayinya.

            Penulis menghaturkan banyak terimakasih juga kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam membantu terselesaikannya makalah ini dengan baik. Terutama untuk dukungan dan bantuan dalam bentuk material ataupun non material yang pada akhirnya turut membantu terselesaikannya makalah ini dengan baik.

            Dalam menyelesaikan makalah ini penulis menyadari segala keterbatasan penulis dalam menyajikan makalah ini. Dipengaruhi hal keterbatasan itu penulis sadar akan kekurangan dalam menyajikan makalah ini maka penulis memohon maaf atas kekurangan atau kesalahan yang tidak disengaja dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk oerbaikan dikemudian hari. Demikianlah sepenggal kata dari penulis dan atas perhatiannya penulis haturkan terima kasih.




 Pekanbaru, 13 Oktober 2011





Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah-masalah yang terjadi pada bayi baru lahir yang diakibatkan oleh tindakan-tindakan yang dilakukan pada saat persalinan sangatlah beragam. Trauma akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan kelainan fisiologik persalinan yang sering kita sebut sebagai cedera atau trauma lahir. Partus yang lama akan menyebabkan adanya tekanan tulang pelvis. Kebanyakan cedera lahir ini akan menghilang sendiri dengan perawatan yang baik dan adekuat. Kelainan yang terjadi pada kelahiran cunam/vakum biasanya disebabkan oleh tarikan atau tahanan dinding jalan lahir terhadap kepala bayi.
1. Kelainan Perifer
1) Molding
2) Kaput suksedanum
3) Sefalhematum
4) Perdarahan subaponeurosis
5) Kerusakan saraf perifer
6) Trauma pada kulit
7) Perdarahan subkojungtiva
8) Perdarahan retina
2. Kelainan Sentral
1) Iritasi sentral
2) Perdarahan/gangguan sirkulasi otak
3. Keluhan dengan seksio sesarea
4. Kelainan presentasi bokong
5. Kelahiran presentasi muka
6. Kelahiran letak lintang
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mempelajari dan melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi lahir dengan trauma lahir.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami trauma kelahiran pada bayi baru lahir khususnya
2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian baik secara subyektif maupun obyektif pada bayi baru lahir dengan trauma lahir
3. Mahasiswa mampu membuat analisa data dan mengidentifikasi perlunya segera untuk melakukan kolaborasi maupun rujukan ke instalasi yang lebih tinggi
4. Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan trauma kelahiran khususnya.
5. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir sesuai dengan rencana yang telah diuraikan.
6. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi dan hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan
1.3 Metodologi Penulisan
Metodologi penulisan merupakan cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah yang pada dasarnya menggunakan metode ilmiah, dalam penyusunan makalah ini kami menggunakan metode studi pustaka melalui referensi-referensi yang ada di perpustakaan kampus maupun rumah sakit.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Menguraikan latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Teori
Menguraikan konsep dasar bayi baru lahir dengan trauma lahir meliputi definisi, etiologi, gambara klinis, prognosis, penanganan pasien dan penyulit yang diderita pasien.
BAB III : Tinjauan Kasus
Berisi tentang pengkajian data subyektif dan obyektif, analisa data, assesment/diagnosa, planning, implementasi, serta evaluasi.
BAB IV : Penutup
Berisi tentang kesimpulan dari tinjauan teori dan tinjauan kasus, serta saran dan untuk makalah asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jejas lahir merupakan istilah untuk menunjukkan trauma mekanik yang dapat dihindari atau tidak dapat dihindari, serta trauma anoksia yang dialami bayi selama kelahiran dan persalinan. Beberapa macam jejas persalinan yang akan dibahas adalah Fruktur Humerus.
Fraktur Humerus pada neonatus
a. Pengertian fraktur
1. (Mansjoer, Arif, 2000) Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. 
2. ( Linda Juall C 1999) Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang.
3. Fraktur Humerus menurut (Mansjoer, Arif, 2000) yaitu diskontinuitas atau hilangnya struktur dari tulang humerus. 
4. menurut ( Sjamsuhidayat 2004 ) Fraktur humerus adalah fraktur pada tulang humerus yang disebabkan oleh benturan atau trauma langsung maupun tidak langsung.

Fraktur humerus adalah Kelainan yang terjadi pada kesalahan teknik dalam melahirkan lengan pada presentasi puncak kepala atau letak sungsang dengan lengan membumbung ke atas. Pada keadaan ini biasanya sisi yang terkena tidak dapat digerakkan dan refleks Moro pada sisi tersebut menghilang.
Fraktur tulang humerus umumnya terjadi pada kelahiran letak sungsang dengan tangan menjungkit ke atas. Kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit merupakan penyebab terjadinya tulang humerus yang fraktur. Pada kelahiran presentasi kepala dapat pula ditemukan fraktur ini, jika ditemukan ada tekanan keras dan langsung pada tulang humerus oleh tulang pelvis. Jenis frakturnya berupa greenstick atau fraktur total.

b. Klasifikasi dari Fraktur Humerus
Fraktur atau patah tulang humerus terbagi atas :
1. Fraktur Suprakondilar humerus, ini terbagi atas:
• Jenis ekstensi yang terjadi karena trauma langsung pada humerus distal melalui benturan pada siku dan lengan bawah pada posisi supinasidan lengan siku dalam posisi ekstensi dengan tangan terfikasi
• Jenis fleksi pada anak biasanya terjadi akibat jatuh pada telapak tangan dengan tangan dan lengan bawah dalam posisi pronasi dan siku dalam posisi sedikit fleksi.

2. Fraktur interkondiler humerus
Fraktur yang sering terjadi pada anak adalah fraktur kondiler lateralis dan fraktur kondiler medialis humerus
3. Fraktur batang humerus
Fraktur ini disebabkan oleh trauma langsung yang mengakibatkan fraktur spiral (fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi)
4. Fraktur kolum humerus
Fraktur ini dapat terjadi pada kolum antomikum (terletak di bawah kaput humeri) dan kolum sirurgikum (terletak di bawah tuberkulum).

c. Etiologi
Fraktur tulang humerus umumnya terjadi pada kelahiran letak sungsang dengan tangan menjungkit ke atas. Kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit merupakan penyebab terjadinya tulang humerus yang fraktur. Pada kelahiran presentasi kepala dapat pula ditemukan fraktur ini, jika ditemukan ada tekanan keras dan langsung pada tulang humerus oleh tulang pelvis. Jenis frakturnya berupa greenstick atau fraktur total. Fraktur menurut Strek,1999 terjadi paling sering sekunder akibat kesulitan kelahiran (misalnya makrosemia dan disproporsi sefalopelvik, serta malpresentasi).

d. Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan (Apley, A. Graham, 1993). Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang (Carpnito, Lynda Juall, 1995). Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya (Black, J.M, et al, 1993)

e. Gejala
• Berkurangnya gerakan tangan yang sakit
• Refleks moro asimetris
• Terabanya deformitas dan krepotasi di daerah fraktur disertai rasa sakit
• Terjadinya tangisan bayi pada gerakan pasif
Letak fraktur umumnya di daerah diafisi. Diagnosa pasti ditegakkan dengan pemeriksaan radiologik.

f. Gejala Klinis
• Diketahui beberapa hari kemudian dengan ditemukan adanya gerakan kaki yang berkurang dan asimetris.
• Adanya gerakan asimetris serta ditemukannya deformitas dan krepitasi pada tulang femur.
• Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan radiologik.

g. Penanganan
• Imobilisasi lengan pada sisi bayi dengan siku fleksi 90 derajat selama 10 sampai 14 hari serta control nyeri.
• Daya penyembuhan fraktur tulang bagi yang berupa fraktur tulang tumpang tindih ringan dengan deformitas, umumnya akan baik.
• Dalam masa pertumbuhan dan pembentukkan tulang pada bayi, maka tulang yang fraktur tersebut akan tumbuh dan akhirnya mempunyai bentuk panjang yang normal

KASUS BBL TENTANG FRAKTUR HUMERUS
 
Ibu lia datang ke BPS Nanda Yarfau Amd.Keb pada hari senin 12 february 2011 pada jam 15.30 ibu lia mengatakan ia baru saja melahirkan bayinya 2 hari yang lalu, ia mengeluh bahwasannya anaknya menangis terus menerus seperti sedang kesakitan,dan Ibu mengatakan tangan sebelah kanan anaknya sedikit agak terkulai, ibu mengatakan sangat sedih melihat anaknya seperti ini. Setelah dilakukan pengkajian oleh bidan, tak ada gerakan pada tangan yang sakit,reflek moro asimetris, Terabanya deformitas dan krepotasi di daerah fraktur disertai rasa sakit. Bidan melihat adanya tangisan bayi pada gerakan pasif. Ku bayi kurang baik.
FORMAT MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA
BAYI BARU LAHIR NORMAL

I. PENGUMPULAN DATA
A. BIODATA
Nama bayi : By. Ny. E
Umur bayi : 3 hari
Tgl/jam lahir : 09 februari 2011 jam 09.10 wib
Jenis kelamin : laki- laki
Berat badan : 3500 gram
Panjang badan : 50 cm

Identitas / Biodata Orang Tua
Nama Ibu : Ny. E
Umur : 26 th
Suku/ Bangsa : Minang
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekejaan : IRT
Alamat Rumah : balai selasa
Nama Ayah : Tn. B
Umur : 27 th
Suku/ bangsa : Minang
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat rumah : balai selasa


B. DATA SUBJEKTIF
Pada tanggal :
1. Riwayat penyakit kehamilan
Perdarahan : Tidak ada                                          Pre eklampsia : Tidak ada
Eklampsia : Tidak ada                                             Penyakit lain : Tidak ada
2. Kebiasaan waktu hamil
Makanan : Tidak ada                                               Obat-obatan/jamu : Tidak ada
Merokok : Tidak ada                                                Minum alkohol : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
3. Riwayat persalinan sekarang
Jenis persalinan : Spontan                                                Di tolong oleh : Bidan
Lama persalinan : Kala I : 3 jam Kala II : 15 menit                                                        
Ketuban   • Lamanya : 3 jam • Warnanya : Jernih  • Bau : Amis • Jumlah : 130 cc
Komplikasi persalinan :
• Ibu : Tidak ada
• Bayi : Tidak ada

Stempel Kaki Bayi dan Sidik Jempol Ibu
Kiri Kanan
Resusitasi :
Pengisapan lendir : Ya
Ambu : Ya
Massage jantung : Tidak dilakukan
Intubasi endotrokhial : Tidak dilakukan
Oksigen : Tidak dilakukan
Therapi : Tidak dilakukan

C. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : kurang baik
Suhu : 38°c
Pernafasan : 36 x/i
Berat badan sekarang : 3500 gram

1. Pemeriksaan fisik secara sistematis
Kepala : • Ubun-ubun : Datar • Muka : Kemerahan • Mata : Simetris ki dan ka
• Telinga : Daun telinga ada, lubang telinga ada • Mulut : Labio plato skizis (-)
• Hidung : Lubang hidung (+)  •Leher : Tdk ada pembesaran kel. Tiroid
•Dada : Simetris ki dan ka  •Tali pusat : Tdk ada perdarahan dan tanda infeksi
•Punggung : Spinabifida (-)  •Ekstremitas : gerakan ekstremitas atas (-)
•Genitalia : testis turun ke scrotum  •Anus : (+)

2. Reflek
Reflek morro : (-)
Reflek rooting : (+)
Reflek walking : (+)
Reflek graph : (-)
Reflek suking : (+)
Reflek tonic neck : (-)
 
3. Antropometri
Lingkar kepala : Tidak dilakukan
Lingkar dada : Tidak dilakukan
Lingkar lengan atas : Tidak dilakukan
 
4. Eliminasi
Miksi : Ada, warna kuning jernih
Meconium : Ada, warna hijau kehitaman


DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta : EGC.

Manuaba.1998.Ilmu kebidanan, Penyakit kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidik Bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

Henderson, Christine, dkk. 2006.Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

Prawirohardjo, Sarwono. 2002.Asuhan Maternal dan Neonatal .Jakarta : YBP-SP

Saifuddin, Abdul Bari.2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Wiknjosastro,Hanifa. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatus. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Wiknjosastro,Hanifa.2005. Ilmu Kebidanan.Jakarta : Bina Pustaka Sarwono







FRANSISCHA BINTANG THERESIA NAINGGOLAN

1 komentar: