Rabu, 31 Agustus 2011

ALLAH BAPA

Formula ini langsung membawa kita ke ayat di penghujung Matius.
Matius 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus
dan tentu membawa kita juga ke jaman jauh sebelumnya, masih di Alkitab yang sama,
Keluaran 3:15 Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.

Di dalam Kitab Tawarikh, ditulis Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Israel (Israel lebih menekankan akan arti yang berkemenangan)
Jadi Allah yang memilih Abraham, adalah Allah yang sama yang memberi kurban Ishak, dan Allah yang sama yang mengubahkan Yakub menjadi Israel, berkemenangan. Ia memilih, Ia menyediakan dan Ia juga yang menyertai. Dan Abraham tentu tidak melihat Yakub di dalam segala penyertaan TUHAN, tetapi Ishaklah yang “mengutus” Yakub dan bukan Esau, dan seterusnya. Abraham melihat secara langsung pengurbanan dan pemberian kurban Ishak. Atau bukanlah Abraham mempunyai banyak anak? bukankah mesias juga banyak?, tetapi hanya satu yang disebut anak perjanjian, hanya satu Mesias.
Terlebih kenapa formula ini harus ditulis di Injil Matius ?
Karena Matius ini adalah Injil buat orang Yahudi.
Ada apa dengan orang Yahudi?
Mereka adalah bangsa pilihan, bangsa yang di sepanjang hidupnya dipilih, disayang, dihajar oleh TUHAN.
Jadi Allah yang memilih Yahudi, TUHAN, adalah Allah yang sama yang menjanjikan kedatangan Mesias mereka, dan Allah yang sama juga yang akan menyertai sampai selama-lamanya.


==============================================================================================
Jadi kalau Yahudi mengenal Allah Bapa, dan bukan Allah Anak, berarti mereka belum mengakui kedatangan Sang Mesias. Dan terlebih lagi, Allah Roh Kudus, berarti mereka belum mengenal tebusan penyelamatan. Mereka masih dalam baptisan “air”, pelepasan dari perbudakan dan kemenangan menuju Kanaan, masih di perlambang dari kemenangan sorgawi.
==============================================================================================






Belas Kasihan Allah


     Dalam hidup manusia, penderitaan lahir sebagai buah dari kejahatan. Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan Allah, karena kodrat-Nya tidak sama dengan kita. Allah tidak dapat dikenai kejahatan. Origenes seorang filsuf Yunani mengatakan, penderitaan Allah itu mendahului inkarnasi; artinya sebelum Yesus menderita sebenarnya Allah Bapa sudah lebih dahulu menderita. Jadi, sebetulnya tidak benar jika dikatakan Allah Bapa hanya melihat saja ketika Putera-Nya menderita. Bayangkanlah Abraham yang berjalan ke Gunung Moria hendak mempersembahkan Ishak anaknya. Betapa hancur hatinya, bukan? Akan tetapi, Abraham tetap taat dan tidak segan-segan menyerahkan anaknya yang tunggal.
     Demikian pula Allah Bapa tidak menyayangkan anak-Nya sendiri, dan menyerahkan-Nya bagi kita semua. (bdk. Rm. 8:32) Inilah sikap Allah dalam misteri keselamatan. Di dalam penderitaan Kristus, sesungguhnya Allah Bapa tidak pernah absen. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun, Aku tidak seorang diri sebab Bapa menyertai Aku.” (Yoh. 16:32) Kita bisa membayangkan, bagaimana tersayatnya hati Abraham ketika Ishak bertanya, “Bapa, kita punya api dan kayu, tetapi di mana domba untuk kurban itu?” Seolah-olah seluruh perasaan Abraham tergoyahkan saat itu. Tentunya pada saat itu Abraham merasa lebih suka jika dia sendiri yang mati. Demikian juga jika kita bayangkan Yesus yang berseru kepada Bapa dalam kekelaman taman Getsemani, “Kalau mungkin, biarlah piala ini lewat daripada-Ku…” Saat itulah Bapa surgawi menderita bersama-sama dengan anak-Nya. Terlebih ketika Yesus merasa Bapa begitu jauh, seolah-olah meninggalkan Dia, sebenarnya pada saat itu Bapa sangat dekat pada-Nya, dan seolah-olah memeluk Dia secara lebih nyata daripada yang bisa kita bayangkan, karena pada saat inilah kehendak manusiawi Sang Putera bersatu sempurna dengan kehendak Bapa. Jadi pada saat itu terjadilah persatuan kehendak yang paling dalam.


     Kini kita dapat sedikit meraba maksud ucapan St. Paulus, bahwa Allah tidak menyayangkan Anak-Nya yang tunggal, tetapi menyerahkan-Nya bagi kita. Artinya adalah Allah tidak mempertahankan Putera-Nya bagi diri-Nya sendiri, tetapi menyerahkan-Nya bagi kita. Bukan Bapa yang menerima kurban Sang Putera, melainkan Dialah yang melaksanakan kurban Putera-Nya sendiri. Ia mempersembahkan kurban yang terbesar -yakni Putera-Nya- bagi kita, dan tidak menyimpan-Nya untuk diri sendiri. Tertulianus menulis demikian,
"Bila Putera menderita maka Bapa menderita bersama dengan Dia, dan lagi bagaimana Putera dapat menderita tanpa Bapa juga menderita bersama dengan Dia?”


     St. Paulus mengatakan, jika seorang anggota tubuh Kristus menderita maka semua ikut menderita. Maka alangkah lebihnya hal ini terjadi dalam diri Tritunggal Mahakudus. Apabila salah satu anggota Trinitas menderita maka yang lain tentu juga akan menderita. Penderitaan Bapa tentu saja berbeda dengan penderitaan Putera yang menjadi manusia. Penderitaan Bapa lahir dari belas kasihan. Seorang Bapa Gereja mengatakan, “Putera menderita karena kesengsaraan-Nya, dan Bapa menderita karena belas kasihan.”

     Sebetulnya belas kasihan dapat juga diartikan ikut menderita. Maka Allah yang penuh belas kasihan pun sebenarnya ikut menderita bersama manusia yang menderita. Paus Yohanes Paulus II mengatakan bahwa dalam kedalaman Allah, kita jumpai suatu cinta Bapa yang berhadapan dengan dosa manusia. Dan akhirnya kesakitan dan penderitaan Allah Bapa yang tak terselami ini menghasilkan suatu karya penyelamatan manusia lewat Yesus Kristus. Dalam penderitaan Yesus Kristus penderitaan Allah dikonkretkan dan cinta kasih yang besar ini mengalahkan dosa. Ketaatan Yesus karena cinta-Nya sebagai Anak kepada Bapa, telah melahirkan kuasa kasih yang jauh lebih besar daripada kuasa dosa. Yesus menghancurkan dosa dengan perbuatan kasih-Nya yang tiada tara. Dan Allah terlebih lagi ikut menderita di dalam diri Putera-Nya sendiri.

*E N D*
Fransisca Bintang Theresia Nainggolan

0 komentar:


Kaskus

Only


:ilovekaskus

:iloveindonesia

:kiss

:maho


:najis

:nosara

:marah


:berduka


:malu:

:ngakak

:repost:

:repost2:


:sup2:

:cendolbig

:batabig

:recsel



:takut

:ngacir2:

:shakehand2:

:bingung


:cekpm

:cd

:hammer

:peluk



:toast

:hoax:

:cystg

:dp


:selamat

:thumbup

:2thumbup

:angel


:matabelo


:mewek:

:request

:babyboy:


:babyboy1:

:babymaho

:babyboy2:

:babygirl


:sorry


:kr:

:travel

:nohope


:kimpoi

:ngacir:

:ultah

:salahkamar


:rate5

:cool


:bola


by Pakto


:mewek2:

:rate-5

:supermaho

:4L4Y


:hoax2:


:nyimak

:hotrit

:sungkem


:cektkp

:hope

:Pertamax

:thxmomod


:laper


:siul

:2malu:

:ngintip


:hny

:cendolnya


by misterdarvus


:maintenis:


:maintenis2:

:soccer

:devil


:kr2:

:sunny

Posting Komentar